Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah menjadi salah satu agenda pembangunan strategis di sejumlah negara yang dirancang untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Hingga tahun 2018, data dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) melaporkan terdapat kurang lebih 5.400 KEK secara global, 1.800 lebih tinggi dari 1 dekade sebelumnya. Berkaca dari sejumlah negara yang telah menerapkan kebijakan ini, KEK yang berhasil dapat meningkatkan penanaman modal asing hingga menstimulasi tingkat ekspor nasional.
Berkaca dari sejumlah negara yang telah menerapkan kebijakan ini, KEK yang berhasil dapat meningkatkan penanaman modal asing hingga menstimulasi tingkat ekspor nasional. Lokalisasi kegiatan operasional hingga manufaktur juga tidak hanya memberikan sejumlah keuntungan bagi perusahaan-perusahaan seperti berkurangnya biaya produksi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat wilayah sekitar.
Untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, Forum ini memiliki dua pilar utama: Blended Finance dan The Center for Future Knowledge (CFK). CFK fokus pada kemajuan inovasi, penelitian, dan kewirausahaan berbasis transformasi digital yang menggunakan teknologi yang berkelanjutan di Indonesia. Melalui CFK, diharapkan transformasi digital dapat menciptakan peluang pembangunan baru bagi Indonesia. Tata kelola akan menjadi lebih baik dengan menggunakan transformasi digital serta menciptakan iklim investasi yang inovatif di Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di United In Deversity Bali Campus, 4 Mei 2024, dihadiri Dedy Permadi selaku Staff Ahli Menteri Kominfo dan Boni Pudjianto selaku Direktur Ekonomi Digital, memberikan pemaparan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).