Sektor bisnis pesisir menjadi penggerak penting dalam kemajuan sosial-ekonomi dan peluang kerja secara global. Di Indonesia, bisnis pesisir erat terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam, baik di daratan maupun di laut. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki lautan luas yang penuh dengan kehidupan laut yang beragam, menjadi rumah bagi 76% spesies karang dan 37% spesies ikan karang global (UNDP, 2016). Kelimpahan ini menyajikan peluang signifikan bagi Indonesia untuk mengintegrasikan bisnis pesisir dengan sektor kelautan, yang dikenal sebagai ekonomi biru.
Sebagai strategi untuk pulih dari pandemi, pemerintah telah memprioritaskan transformasi digital untuk mempercepat pertumbuhan bisnis pesisir. Sebagai bagian dari inisiatif-inisiatif ini, terdapat penekanan khusus pada membantu bisnis pesisir dalam merangkul teknologi digital. Melalui berbagai inisiatif, tujuannya adalah memberdayakan bisnis-bisnis ini untuk memanfaatkan platform digital secara efisien. Pendekatan strategis ini melibatkan peningkatan infrastruktur digital, promosi literasi digital, dan pemahaman konteks sosial-budaya untuk memastikan adopsi yang berhasil dari alat-alat digital.
Kajian Indonesia Digital Ecosystem Assessment (IDEA) merupakan langkah awal yang penting untuk memahami dinamika bisnis pesisir berbasis masyarakat, ekonomi biru, infrastruktur digital, literasi, dan nuansa sosial budaya. Dengan berfokus pada inklusivitas gender, IDEA berupaya untuk meningkatkan dukungan terhadap bisnis pesisir berbasis masyarakat dan ekonomi biru untuk memastikan mata pencaharian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat local